Sejarah Cirebon

Cirebon, SEJARAH, Sejarah Cirebon, Wisata

Sunan Gunung Jati: Wali Penyebar Islam di Tanah Jawa dan Pendiri Kesultanan Cirebon

Sunan Gunung Jati merupakan salah satu dari Wali Songo, sembilan wali besar yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Jawa. Ia dikenal luas di kalangan masyarakat sebagai tokoh spiritual, pemimpin politik, dan pelopor budaya Islam di pesisir utara Pulau Jawa, khususnya wilayah Cirebon dan sekitarnya. Perjuangannya dalam dakwah Islam tidak hanya berpengaruh dalam ranah keagamaan, tapi juga dalam pembentukan sistem pemerintahan Islam melalui pendirian Kesultanan Cirebon. Asal-Usul dan Latar Belakang Sunan Gunung Jati Nama asli Sunan Gunung Jati adalah Syarif Hidayatullah, lahir sekitar tahun 1448 Masehi di Mesir, menurut beberapa sumber, atau di Pajajaran (kini wilayah Bogor) menurut sumber lain. Ia merupakan putra dari Syarif Abdullah dari Mesir dan Nyai Rara Santang, putri dari Prabu Siliwangi, raja Pajajaran. Dengan darah bangsawan Sunda dan keturunan Arab, Syarif Hidayatullah memiliki kedudukan sosial dan religius yang tinggi. Pendidikan agama Islam ia peroleh langsung dari Mekkah dan Mesir, yang memperkuat fondasi dakwahnya saat kembali ke tanah Jawa. Peran Strategis dalam Penyebaran Islam di Jawa Barat Setibanya di tanah Jawa, Sunan Gunung Jati memulai dakwahnya di daerah Cirebon, yang saat itu masih berada di bawah pengaruh kerajaan Hindu-Budha. Beliau berdakwah dengan pendekatan kultural dan damai, mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan budaya lokal, termasuk seni, bahasa, dan tata pemerintahan. Ia dikenal sebagai wali yang toleran, visioner, dan mampu menjalin hubungan baik dengan tokoh-tokoh lokal.Wilayah dakwah Sunan Gunung Jati tidak terbatas di Cirebon. Ia juga aktif menyebarkan Islam di Banten, Indramayu, Subang, Kuningan, bahkan hingga ke Demak dan Kesultanan Malaka. Ia memiliki peran penting dalam Islamisasi Banten, termasuk dalam penobatan Sultan Hasanuddin yang tak lain adalah putranya. Mendirikan Kesultanan Cirebon Pada awal abad ke-16, Sunan Gunung Jati mendirikan Kesultanan Cirebon sebagai respons atas kebutuhan masyarakat Muslim yang semakin besar akan pemimpin spiritual sekaligus administratif. Kesultanan ini menjadi pusat pemerintahan Islam pertama di Jawa Barat yang terlepas dari pengaruh Majapahit dan Pajajaran. Ia menjadi Sultan pertama Kesultanan Cirebon dan menjadikan wilayah ini sebagai pusat dakwah, perdagangan, dan pendidikan Islam. Di masa pemerintahannya, Cirebon mengalami kemajuan pesat dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya. Ia juga menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan Islam lain seperti Kesultanan Demak, Aceh, dan Malaka menjadikan Cirebon sebagai simpul penting dalam jaringan dagang dan dakwah Islam di Asia Tenggara. Makam Sunan Gunung Jati: Situs Ziarah dan Wisata Religi Makam Sunan Gunung Jati berada di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Situs ini menjadi destinasi wisata religi terpopuler di Jawa Barat, dikunjungi oleh ribuan peziarah setiap bulannya. Makam ini dikelola dengan sistem adat yang ketat, tidak semua orang diperkenankan memasuki bagian dalam makam, kecuali para keturunan dan pengurus keraton. Kompleks makam ini memiliki arsitektur yang khas, memadukan unsur Islam, Tionghoa, Arab, dan Sunda. Salah satu ciri khasnya adalah keberadaan pintu ukir dengan aksara Arab dan Tionghoa, serta artefak peninggalan dari masa kesultanan. Keunikan dan nilai historis makam ini menjadikannya cagar budaya nasional. Warisan Abadi Sunan Gunung Jati Warisan Sunan Gunung Jati tak hanya berupa bangunan fisik atau sistem pemerintahan, melainkan juga nilai-nilai luhur seperti toleransi, kedamaian, dan pendidikan Islam. Tradisi dan ritual seperti Panjang Jimat, Muludan (Maulid Nabi) serta perayaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha di Cirebon masih dipengaruhi oleh ajaran beliau.Selain itu, Keraton Kasepuhan dan Kanoman yang merupakan penerus Kesultanan Cirebon, tetap menjaga adat istiadat dan nilai-nilai yang diwariskan oleh Sunan Gunung Jati. Bahkan hingga kini, keraton-keraton tersebut masih memainkan peran penting dalam pelestarian budaya dan syiar Islam. Gunakan Jasa Rental Mobil Hersya Transport untuk Ziarah Bingung transportasi untuk ziarah ke Cirebon? Hersya Transport hadir sebagai solusi terbaik untuk perjalanan Anda. Kami menyediakan layanan rental mobil dengan sopir profesional dari Cirebon dan sekitarnya, cocok untuk keperluan wisata religi maupun antar-jemput ke bandara. Keunggulan Hersya Transport: ✅ Armada bersih dan nyaman (Xpander, Avanza, Innova, dll)✅ Sopir ramah, sopan, dan berpengalaman✅ Tersedia layanan harian atau drop-off ke Bandara Kertajati✅ Siap jemput dari hotel, stasiun, hingga rumah Anda Ziarah nyaman ke makam Sunan Gunung Jati?Percayakan perjalanan Anda hanya pada Hersya Transport – aman, tepat waktu, dan terpercaya!

Cirebon, SEJARAH, Sejarah Cirebon, Wisata

Cirebon: Kota Wali yang Menyimpan Warisan Budaya Tak Ternilai

Cirebon bukan sekadar kota di pesisir utara Jawa Barat. Kota ini menyimpan kekayaan budaya dan sejarah yang luar biasa, yang tumbuh dari perpaduan harmonis antara ajaran Islam, tradisi keraton, serta warisan seni yang sarat makna filosofis dan spiritual. Julukan “Kota Wali” melekat erat pada Cirebon, bukan tanpa alasan. Melalui warisan keraton yang megah hingga tarian topeng yang sakral, Cirebon memperlihatkan identitas budayanya yang khas dan tak ternilai. Asal Usul Julukan “Kota Wali” Cirebon memiliki peran penting dalam penyebaran agama Islam di Nusantara, khususnya di wilayah Jawa Barat. Julukan “Kota Wali” melekat erat karena keberadaan salah satu anggota Wali Songo, yakni Syekh Syarif Hidayatullah, yang dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. Beliau adalah tokoh penyebar Islam yang dihormati, tidak hanya oleh rakyat biasa, tetapi juga oleh kalangan kerajaan seperti Pajajaran, Galuh, dan Banten. Syekh Syarif Hidayatullah lahir di Cirebon pada tahun 1448, sebagai putra dari Syarif Abdullah dan Nyai Rara Santang, putri Raja Pajajaran. Setelah dewasa, ia diangkat menjadi Raja Cirebon menggantikan Raden Walangsungsang, dan dikenal dengan gelar Maulana Jati atau Sunan Gunung Jati. Makam beliau kini berada di kompleks pemakaman Astana Gunung Jati, Desa Astana, Cirebon. Terdapat sembilan pintu dalam kompleks tersebut, yang secara simbolik mewakili Wali Songo. Namun, tidak semua orang dapat melewati pintu-pintu tersebut, karena ada aturan dan tata cara ziarah yang sakral. Hingga saat ini, makam Sunan Gunung Jati tetap menjadi destinasi wisata religi yang ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah. Dari sini pula, julukan “Kota Wali” berasal, sebagai penghormatan terhadap peran Cirebon dalam sejarah Islam di Indonesia. Keraton Kasepuhan dan Kanoman Cirebon memiliki dua keraton utama yang masih aktif hingga saat ini: Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Kedua keraton ini bukan hanya peninggalan arsitektural, tetapi juga pusat kebudayaan dan pelestarian tradisi Islam-Jawa. Didirikan pada tahun 1529 oleh Pangeran Mas Mochammad Arifin II, Keraton Kasepuhan adalah yang tertua dan paling megah di Cirebon. Bangunannya memadukan gaya arsitektur Islam, Jawa, Tionghoa, dan Eropa. Ornamen keramik Tiongkok, ukiran kayu khas Cirebon, serta sentuhan kolonial Eropa menjadikan keraton ini sebagai simbol kekayaan artistik dan diplomasi masa lampau. 1. Keraton Kasepuhan Di dalam kompleks keraton terdapat Museum Pusaka yang menyimpan koleksi benda-benda bersejarah seperti keris, gamelan, lukisan kuno, serta kereta kencana legendaris “Singa Barong” yang digunakan dalam upacara-upacara penting. 2. Keraton Kanoman Keraton Kanoman dibangun oleh Sultan Anom I (Pangeran Kertawijaya) pada abad ke-17. Letaknya hanya sekitar 500 meter dari Keraton Kasepuhan. Meskipun lebih muda, keraton ini memiliki peran penting dalam pelestarian tradisi dan spiritualitas masyarakat Cirebon. Kereta Paksi Naga Liman yang tersimpan di sini menjadi simbol sakral dalam prosesi budaya dan upacara kerajaan. Keraton Kanoman dikenal aktif dalam menyelenggarakan acara keagamaan seperti perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Grebeg Syawal. Acara-acara ini menjadi daya tarik wisata religi yang mengundang ribuan pengunjung setiap tahunnya Tari Topeng Cirebon: Simbol Spiritual dan Identitas Budaya Tari Topeng merupakan seni pertunjukan tradisional khas Cirebon yang kaya akan simbolisme. Tarian ini menggunakan topeng sebagai media ekspresi berbagai karakter manusia. Lima jenis topeng yang paling terkenal adalah: Pertunjukan Tari Topeng biasanya ditampilkan dalam acara adat, pertunjukan budaya, dan penyambutan tamu kehormatan. Setiap gerakan memiliki makna mendalam yang menggambarkan perjalanan spiritual manusia dari kelahiran hingga mencapai kesadaran moral. Batik Cirebon: Warna dan Makna dalam Setiap Motif Selain dikenal dengan seni topeng dan keraton, Cirebon juga memiliki batik khas yang kaya akan makna dan warna. Batik Cirebon merupakan salah satu kekayaan budaya yang memperlihatkan perpaduan seni, filosofi, dan sejarah dalam selembar kain. Keunikan batik ini terletak pada coraknya yang dinamis, penuh warna, dan sarat makna. Salah satu motif paling ikonik adalah Mega Mendung yang motifnya awan bergelombang berwarna biru atau merah yang melambangkan keteduhan, kesabaran, dan kebesaran hati. Motif ini mendapat pengaruh kuat dari budaya Tionghoa yang sejak lama berinteraksi dengan masyarakat Cirebon. Selain Mega Mendung, terdapat pula motif Wadasan, Patran Keris, dan Singa Barong yang terinspirasi dari lambang-lambang keraton dan cerita rakyat. Masing-masing motif menyampaikan pesan tentang kebijaksanaan, keberanian, dan spiritualitas. Warna-warna cerah seperti merah, kuning emas, biru, dan hijau menunjukkan karakter Cirebon yang terbuka dan multikultural. Baca Juga : Mengenal Batik Cirebon: Sejarah, Motif Terpopuler, dan Tempat Belanja Terbaik! Pariwisata Budaya Cirebon: Potensi yang Terus Berkembang Cirebon kini menjadi salah satu destinasi wisata budaya unggulan di Jawa Barat. Pemerintah dan masyarakat setempat terus mengembangkan budaya ini melalui festival budaya, revitalisasi situs bersejarah, dan promosi UMKM lokal. Kombinasi antara keunikan sejarah, seni, dan kuliner membuat wisatawan merasa betah menjelajahi Kota Cirebon. Menjaga dan Mewariskan Budaya Cirebon Sebagai warisan tak ternilai, budaya Cirebon patut terus dijaga dan diwariskan. Pemerintah daerah dan masyarakat memiliki peran penting dalam melestarikan seni, tradisi, dan situs-situs sejarah yang ada. Pelestarian ini tak hanya menjaga identitas daerah, tapi juga memperkuat daya tarik Cirebon di mata wisatawan domestik maupun mancanegara. Bagi Anda yang ingin menjelajahi warisan budaya Cirebon dengan nyaman, “Hersya Transport” siap menemani perjalanan Anda. Layanan rental mobil dan rental motor kami siap mengantar Anda menyusuri situs-situs bersejarah, mengunjungi keraton, hingga menikmati pertunjukan topeng dan belanja batik. Bersama Hersya Transport, wisata budaya Anda jadi lebih mudah, aman, dan menyenangkan.

Cirebon, Sejarah Cirebon, Wisata

Mengenal Batik Cirebon: Sejarah, Motif Terpopuler, dan Tempat Belanja Terbaik!

Batik bukan hanya hasil karya seni kain bermotif, tetapi juga cerminan identitas budaya Indonesia. Di antara beragam daerah penghasil batik, Cirebon menonjol dengan ciri khas dan sejarahnya yang unik. Kota pesisir di Jawa Barat ini memiliki batik yang tampil beda, baik dari sisi warna, motif, hingga nilai filosofis di baliknya. Yuk, eksplorasi kekayaan batik khas Cirebon yang patut dibanggakan ini! 1. Sejarah Batik Cirebon Batik di Cirebon memiliki sejarah yang sangat erat dengan perkembangan Kesultanan Cirebon pada abad ke-15. Sebagai pelabuhan strategis di jalur perdagangan internasional, Cirebon menjadi tempat pertemuan berbagai budaya, termasuk budaya Tiongkok, Arab, dan Jawa. Pengaruh budaya Tiongkok dapat terlihat jelas pada penggunaan warna cerah dan motif awan, seperti yang ada pada motif Megamendung. Selain itu, Sunan Gunung Jati, salah satu tokoh penting dalam sejarah Cirebon, turut berperan dalam perkembangan batik di daerah ini, membawa nuansa spiritual dan kekuasaan dalam desain batik Cirebon. 2. Ciri Khas Batik Cirebon Batik Cirebon dikenal karena gayanya yang ekspresif dan penuh warna. Berbeda dengan batik dari wilayah lain yang cenderung geometris dan simetris, motif batik Cirebon seringkali mengalir bebas tanpa batas pola yang kaku. Warna-warnanya pun cerah, seperti merah, kuning, biru, dan hijau, mencerminkan semangat masyarakat pesisir yang terbuka dan dinamis. Teknik pewarnaan yang digunakan juga khas, dengan proses pewarnaan berlapis yang memerlukan ketelatenan tinggi. 3. Motif Batik Cirebon yang Paling Terkenal A. Motif Megamendung Terinspirasi oleh awan yang berlapis-lapis, motif Megamendung hadir dengan warna biru, merah, dan hijau yang menciptakan kesan gradasi yang dinamis. Setiap garis yang mengalir menciptakan nuansa ketenangan yang menawan, seolah mengundang kita untuk merasakan kedamaian. Filosofi: Simbol dari kesabaran, ketenangan, dan kesejukan. Seperti awan yang tenang, motif ini mengajarkan kita untuk menemukan ketenangan hati di tengah kehidupan yang penuh tantangan. B. Motif Singa Payung Motif yang menggambarkan singa yang gagah dengan payung yang melindunginya. Detail halus pada desain ini menjadikannya pilihan utama dalam acara adat dan upacara kerajaan Cirebon. Filosofi: Melambangkan perlindungan, kekuasaan, dan kewibawaan. Singa sebagai simbol kekuatan memberikan rasa aman dan menunjukkan posisi terhormat bagi siapa saja yang memakainya. C. Motif Paksinaga Liman Motif ini memadukan elemen burung, naga, dan gajah makhluk legendaris yang dikenal dengan kekuatan dan keagungannya. Desainnya yang penuh semangat menggambarkan kekuatan luar biasa dalam menghadapi segala rintangan. Filosofi: Menyimbolkan kekuatan, kesaktian, dan keberanian. Gabungan elemen-elemen yang kuat ini mengajak kita untuk senantiasa berani dan tangguh dalam menghadapi hidup. D. Motif Taman Arum Dengan corak bunga dan tumbuhan yang mekar indah, motif ini menghadirkan suasana taman yang penuh kehidupan. Warna cerah yang digunakan membawa kesan segar, menggambarkan alam yang subur dan penuh keceriaan. Filosofi: Simbol keindahan taman surgawi, mencerminkan kemakmuran, kebahagiaan, dan kedamaian. Motif ini mengajarkan kita untuk menikmati hidup dengan penuh rasa syukur dan keindahan. E. Motif Wadasan Motif klasik yang sering terlihat dalam acara kerajaan, dengan desain yang lebih formal dan garis-garis tegas yang menggambarkan kekuatan dan keteguhan hati. Kesederhanaannya justru memberikan kesan kokoh dan stabil. Filosofi: Melambangkan keteguhan hati dan kestabilan dalam hidup. Seperti batu yang kokoh, motif ini mengingatkan kita untuk tetap teguh meskipun menghadapi ujian hidup. 4. Tempat Belanja Batik di Cirebon Jika berkunjung ke Cirebon, jangan lewatkan untuk berbelanja batik langsung dari sentra-sentranya. Berikut beberapa rekomendasi tempat yang bisa kamu kunjungi:  Pilihlah batik tulis untuk kualitas terbaik. Harganya memang lebih tinggi, namun sebanding dengan keunikan dan detail kerajinannya. Tips Wisata Budaya dan Belanja Batik di Cirebon Waktu terbaik untuk mengunjungi Kampung Batik Trusmi adalah di luar musim liburan, agar Anda bisa berbelanja dengan nyaman tanpa kerumunan. Supaya perjalanan Anda mencari batik terbaik di Cirebon lebih praktis, manfaatkan layanan rental mobil Cirebon atau rental motor Cirebon dari Hersya Transport, Dengan kendaraan yang nyaman, berburu batik menjadi lebih seru dan fleksibel! Jangan ragu untuk menawar harga, terutama jika Anda membeli dalam jumlah banyak. Penjual sering kali memberikan diskon jika Anda membeli beberapa potong batik. Batik Cirebon, dengan motif yang kaya dan filosofi mendalam, adalah pilihan sempurna bagi Anda yang ingin membawa pulang oleh-oleh khas yang tak hanya indah tetapi juga penuh makna. Jadi, tunggu apa lagi? Jelajahi Cirebon dan temukan batik yang menggambarkan budaya lokal yang luar biasa!

Cirebon, Sejarah Cirebon, Wisata

Kereta Kencana Singabarong: Simbol Sejarah Cirebon yang Wajib Dikunjungi

Kereta Kencana Cirebon merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang menyimpan nilai budaya tinggi. Terletak di Keraton Kasepuhan Cirebon, kereta ini dikenal dengan nama Singabarong, dan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Untuk menjangkau lokasi ini dengan nyaman, Rental Mobil dan Motor Hersya siap menjadi partner perjalanan Anda. Asal Usul dan Peran Kereta dalam Upacara Kerajaan Kereta Singabarong pertama kali digunakan pada abad ke-17 oleh Sultan Cirebon dalam berbagai upacara kerajaan. Desainnya memadukan seni Eropa dan budaya lokal. Untuk eksplorasi sejarah ini, Hersya Transport menawarkan layanan transportasi yang praktis dan hemat waktu. Unsur Naga, Gajah, dan Garuda dalam Singabarong Desain kereta ini mencerminkan simbol kekuatan dan keagungan, dengan kepala kereta yang menggabungkan bentuk naga, gajah, dan burung garuda. Ornamen halusnya mencerminkan nilai filosofi tinggi. Gunakan layanan rental mobil Cirebon dari Hersya untuk menjangkau lokasi dengan nyaman. Baca Juga Artikel Terkait : Sunan Gunung Jati: Wali Penyebar Islam di Tanah Jawa dan Pendiri Kesultanan Cirebon Tempat Wisata Sejarah yang Terjaga Keasliannya Keraton Kasepuhan menyimpan berbagai koleksi kerajaan, termasuk Kereta Kencana. Kompleks ini terbuka untuk umum dan cocok untuk wisata sejarah. Rental Motor Hersya adalah opsi transportasi ideal untuk menjelajahi area sekitar dengan lebih fleksibel. Liburan Sejarah Bersama Keluarga dan Anak-anak Kereta Kencana Cirebon menjadi sarana edukasi sejarah yang menarik untuk anak-anak. Untuk perjalanan keluarga, rental mobil keluarga dari Hersya menyediakan pilihan kendaraan yang luas dan nyaman. Berfoto di depan Kereta Kencana Singabarong adalah aktivitas favorit wisatawan. Menelusuri destinasi sejarah Cirebon jadi lebih mudah dengan Rental Mobil dan Rental Motor di Hersya Transport. Armada kendaraan yang lengkap membuat perjalanan Anda ke Keraton, masjid kuno, dan tempat ikonik lainnya semakin nyaman. Untuk menjangkau spot-spot foto ikonik lainnya, Rental Motor dan Mobil Hersya Transport bisa diandalkan kapan saja. Rencanakan wisata Anda ke Cirebon dengan bantuan Rental Mobil dan Motor Hersya. Tersedia berbagai jenis kendaraan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan wisata Anda. Hubungi Hersya sekarang untuk pengalaman perjalanan yang lebih menyenangkan dan efisien.

Cirebon, Sejarah Cirebon, Wisata

Empal Gentong hingga Nasi Jamblang: Ini 10 Makanan Khas Cirebon yang Bikin Lapar!

Cirebon – Tak hanya dikenal sebagai kota dengan sejarah panjang dan budaya yang memikat, tetapi juga sebagai surga bagi para pecinta kuliner. Kota yang terletak di pesisir utara Jawa Barat ini memiliki ragam makanan khas yang menggoda selera, mulai dari yang berkuah gurih hingga camilan unik yang tak ditemukan di tempat lain. Kuliner Cirebon mencerminkan perpaduan budaya Sunda, Jawa, Arab, dan Tionghoa, yang membuat setiap hidangannya kaya cita rasa dan cerita. Yuk, simak daftar makanan khas Cirebon yang wajib Anda coba berikut ini! 1. Empal Gentong Empal Gentong adalah sup daging sapi berkuah santan khas Cirebon yang dimasak dalam gentong tanah liat menggunakan kayu bakar, seringkali dari pohon mangga. Hidangan ini berisi potongan daging sapi dan jeroan seperti babat atau usus, dimasak hingga empuk dengan kuah santan berwarna kuning yang kaya rempah seperti kunyit, lengkuas, dan serai. 2. Nasi Jamblang Berbeda dari nasi bungkus biasa, Nasi Jamblang dibungkus daun jati yang memberi aroma alami dan menjaga kehangatan nasi. Lauknya sangat beragam, dari semur, sambal goreng, daging, jeroan, telur, tahu tempe hingga ikan asin. 3. Tahu Gejrot Tahu Gejrot merupakan jajanan legendaris Cirebon. Tahu goreng yang dipotong-potong kecil, disajikan dengan kuah yang terbuat dari gula merah, asam jawa, bawang merah, bawang putih, cabai, dan sedikit garam. 4. Docang Docang adalah menu sarapan khas Cirebon yang mengenyangkan namun ringan. Komposisinya terdiri dari lontong, tauge, daun singkong, dan kuah oncom. 5. Mi Koclok Mi ayam berkuah kental dari santan dan kaldu ayam, dilengkapi dengan telur rebus dan suwiran ayam. 6. Nasi Lengko Nasi Lengko adalah hidangan vegetarian yang sehat dan murah meriah. Nasi disajikan dengan tahu-tempe goreng, tauge, dan sambal kacang. 7. Sate Kalong Meski namanya menyeramkan, Sate Kalong sama sekali tidak menggunakan daging kelelawar. Sate ini menggunakan daging kerbau yang dimasak dengan bumbu manis khas. 8. Bubur Sop Bubur Sop adalah perpaduan unik antara bubur nasi dan kuah sop ayam. Teksturnya lembut, namun tetap berbumbu kuat. 9. Kerupuk Melarat Kerupuk Melarat digoreng tanpa minyak, melainkan menggunakan pasir panas. Warna-warni dan teksturnya yang renyah membuatnya disukai segala usia. 10. Gado-Gado Ayam Berbeda dari gado-gado biasa, versi Cirebon ini menambahkan suwiran ayam ke dalam salad sayur dan saus kacang. Tips Wisata Kuliner di Cirebon Rekomendasi Transportasi Praktis di Cirebon Mau keliling Cirebon tanpa ribet? Hersya Transport solusinya! Mulai dari mobil keluarga yang nyaman sampai motor matic yang gesit, semua tersedia di sini. Pelayanannya ramah, kendaraannya bersih dan terawat, harganya juga ramah di kantong. Cocok banget buat kamu yang mau wisata kuliner seharian atau stay lebih lama. Tinggal pilih, sewa harian atau mingguan, bebas sesuai kebutuhan kamu! Yuk rental mobil dan rental motor di Hersya Transport Cirebon bukan hanya kaya akan budaya, tapi juga menyimpan ragam cita rasa kuliner yang melegenda. Setiap suapan dari Empal Gentong yang gurih hingga Gado-Gado Ayam yang segar menyimpan jejak sejarah dan kearifan lokal yang patut dihargai. Jangan hanya membaca, datang dan rasakan sendiri kelezatan kuliner khas Cirebon yang siap memanjakan lidah Anda dan meninggalkan kesan tak terlupakan. Sudah pernah mencicipi salah satu dari hidangan khas Cirebon ini? Atau punya favorit tersendiri seperti Tahu Gejrot atau Nasi Jamblang? Yuk, ceritakan pengalaman kulinermu di kolom komentar dan beri tahu kami makanan mana yang paling bikin kamu ingin kembali ke Cirebon! Penulis : Haniam Maria

Scroll to Top